cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
PAWIYATAN
Published by IKIP Veteran Semarang
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 13 Documents
Search results for , issue " Vol 22 No 3 (2015)" : 13 Documents clear
Peningkatan Produksi Usaha Mebel Ukir Kayu Di Desa Pendem Kecamatan Kembang Kabupaten Jepara Kasidi, Hawik Henry Pratikto,
PAWIYATAN Vol 22 No 3 (2015)
Publisher : PAWIYATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jepara di Juluki Kota Ukir. Mebel ukir Jepara menyumbang sekitar 10% dari total ekspor mebel Indonesia dan berkontribusi terhadap perekonomian kabupaten mencapai 27%. China mendominasi perdagangan sebesar 16 % mebel ke beberapa negara di dunia dan lebih murah 20% dari mebel Indonesia. Kalah bersaing dengan produk China, membuat perajin mebel ukir Jepara terus berlomba-lomba dalam mengejar ketertinggalannya, khususnya mebel Tiga Abad dan Mebel Nusantara di desa Pendem kecamatan Kembang kabupaten Jepara. Kelemahan mebel ukir di desa Pendem mulai dari proses produksi lama, biaya tinggi, kualitas produksi rendah, hasil tidak mencapai target, rendahnya sumber daya manusia, kurang futuristik dan proses ukir manual. Selain itu, sulitnya mengenalkan produk, mencari pembeli, minimnya pengetahuan manajemen, pemasaran pelatihan proses mengukir konvensional menjadi otomatis, meningkatkan SDM tukang ukir agar mampu mendesain mebel ukir modern, melatih pembuatan website e-commerce, workshop pengetahuan manajemen dan informasi mengakses bantuan usaha. Hasil yang dicapai membuat mesin ukir kayu CNC, pelatihan membuat media website e-commerce, pelatihan manajemen usaha kecil dan menengah, keuangan, pemasaran dan mendapatkan modal usaha. Penggunaan mesin ukir kayu otomatis memangkas waktu 55 menit dibandingkan pengukiran manual membutuhkan waktu 80 menit.Mesin bubut kayu CNC meningkatkan produktifitas produk dan efesiensi kerja. Penggunaan website e-commerce pada kedua mitra secara statistik dalam 1 minggu rata-rata peningkatan pendapatan mebel naik 27% dari sebelumnya dan keuntungan mencapai 35% dari biaya produksi. Pelatihan manajemen usaha, strategi pemasaran, dan pengetahuan mengakses modal usaha membuka wawasan baru dan memotivasi perkembangan usaha.Keywords : Jepara, mebel, ukir, otomatis, produk.
Pengembangan Aplikasi Pengenalan Lingkungan Sekitar Dengan Menggunakan Engine Unity 3D Djuniadi, Muthia,
PAWIYATAN Vol 22 No 3 (2015)
Publisher : PAWIYATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengenalan lingkungan sekitar untuk anak usia dini sangatlah penting guna menambah informasi dan pengetahuan dasar mereka. Untuk itu dibutuhkan tampilan visual yang dapat menggambarkan lingkungan sekitar dalam bentuk 3D. Sehingga pengguna khususnya anak usia dini dapat mengetahui informasi lingkungan sekitar dari berbagai sisi. Tujuan pengembangan aplikasi pengenalan lingkungan menggunakan engine Unity 3D adalah membuat sebuah rancangan awal game yang bertemakan lingkungan sekitar dan game ini dimainkan dengan mode first person yaitu pandangan pemain terhadap player adalah pandangan orang pertama. Juga menggunakan setiap fitur-fitur yang ada didalam Engine Unity untuk membuat aplikasi pengenalan lingkungan. Dengan memainkan aplikasi ini, pengguna khususnya guru serta anak usia dini akan mendapatkan informasi mengenai lingkungan sekitar mulai dari bentuk pepohonan, tanaman, tempat bermain, gunung, bukit dan suara binatang yang dihasilkan masing-masing objek apabila didekati oleh pengguna. Kata Kunci : Lingkunganku, Media Pembelajaran, Unity, 3D
Pengembangan Ukm Krupuk Wedi Dan Kacang Tanah Kulit Dengan Mesin Otomatis Di Desa Wedelan Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara Rubijanto JP, Solechan
PAWIYATAN Vol 22 No 3 (2015)
Publisher : PAWIYATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) telah mencapai 55,2 juta dan memberikan kontribusi sebesar 57 persen pada Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. UKM Adem Ayem dan UKM Putra Mandiri terletak di desa Wedelan kecamatan Bangsri kabupaten Jepara dan bergerak dalam bidang krupuk wedi dan kacang tanah kulit. UKM ini memiliki peluang yang besar untuk berkembang, tetapi faktor penggorengan yang konvensional, kapasitas rendah, sulitnya memisah pasir dengan produk, dan biaya sablon yang mahal. Faktor lain pada ilmu Manajemen usaha dan strategi pemasaran masih kurang. Modal usaha kecil dan sulitnya mencari pinjaman modal usaha dari bank atau pemerintah, menjadikan UKM sulit berkembang. Metode yang dipakai pada program IbM adalah Memberi pelatihan dan pendampingan membuat mesin penggoreng otomatis, mesin spinner, pelatihan sablon, pelatihan SOP dan K3, memberikan ceramah kewirausahaan, pembukuan, akutansi UKM dan cash flow, strategi pemasaran, perkembangan usaha dan tambahan modal usaha. Hasil penerapan program dengan mesin penggoreng otomatis media pasir dan mesin spinner mengurangi tenaga kerja, bahan bakar, meningkatkan produksi, menghemat waktu, dan produk lebih higienis, pelatihan sablon plastik meningkatkan pendapatan keuangan dan mengurangi ongkos produksi dihitung biaya sablon yang tinggi, Pelatihan manajemen usaha dan strategi pemasaran produk menambah keilmuan dan ketrampilan mitra dalam penggelolaan UKM..Keywords : goreng, krupuk, kacang, sablon, usaha.
Pengembangan Jamur Tiram Di Paguyuban Budidaya Jamur Di Desa Milir Kecamatan Gubuk Kabupaten Grobogan Ngubaidi Achmad, Fuad Abdillah
PAWIYATAN Vol 22 No 3 (2015)
Publisher : PAWIYATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keberadaan komoditas jamur di pasar masih langka, kelangkaan jamur dikarenakan sedikitnya produsen budidaya jamur dan aktivitas produksi jamur belum optimal. Faktanya lapangan menunjukan belum dapat memenuhi permintaan jamur. Sumber ini didapat dari observasi dan kunjungan lapangan pada paguyuban budidaya jamur di desa Milir Kecamatan Gubug kabupaten Grobogan. Permasalahan paguyuban budidaya jamur di desa Milir meliputi kebutuhan baglog jamur tiram masih kurang dan pemeliharaan jamur tidak optimal, Alat sterilisasi masih konvensional, pengontrolan Kondisi lingkungan jamur masih konvensional dengan penyiraman 3 x sehari oleh karyawan, berlimpahnya limbah baglog sebagai sarang pembiakan nyamuk dan ulat, Pengelolaan usaha masih sederhana dan manejemen keuangan masih manual, Standar operasional prosedur (SOP) belum dipakai dan safety diabaikan. Melalui Pengabdian Masyarakat Progam Iptek Bagi Masyarakat (IbM) dan menerapkan riset-riset yang pernah dilakukan dosen di IKIP Veteran Semarang yang ada hubunganya dengan solusi mengatasi permasalahan Kelompok budidaya jamur di kecamatan Gubuk. Metode pendekatan yang ditawarkan yaitu penyuluhan dan pelatihan pembuatan alat sterilisasi penguapan secara massal, pembuatan sistem kontrol lingkungan pada kubung jamur, Penyuluhan perkembangan usaha dan cara mendapkatkan tambahan modal usaha. Hasilnya mesin sterilisasi baglog jamur dapat meningkatkan kapasitas sterilisasi baglog jamur, yang dulunya kapasitas 15-20 baglog sekarang 1000-1100 baglog. Meningkat sekitar 50-55 kali lipat dari penggunaan yang konvensional, alat penyiram otomatis untuk baglog jamur tiram dapat mengurangi tenaga pekerja, menurunkan ongkos produksi, dan hasil panen jamur tiram meningkat, Pembuatan briket dari limbah baglog dapat menghemat ongkos produksi dan mengurangi pembelian kayu bakar dan kompetensi manajemen usaha dan strategi pemasaran produk para peserta.Keywords : Budidaya, jamur, gubuk, sterilisasi, tiram.
Kreativitas Guru Paud Dalam Mengembangkan Media Pembelajaran Melalui Pemanfataan Bahan Alam Maemunah, Siti
PAWIYATAN Vol 22 No 3 (2015)
Publisher : PAWIYATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kegiatan bermain sambil belajar merupakan kegiatan yang paling menyenangkan untuk anak-anak. Pada usia 4 – 6 tahun atau pada masa pendidikan Taman Kanak-kanak anak-anak sudah sangat membutuhkan alat untuk bermain dalam rangka mengembangkan kemampuannya, bakatnya, minatnya sesuai dengan apa yang ia lihat dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan sekitarnya. Bermain dengan menggunakan alat permainan dapat memenuhi seluruh aspek kebahagiaan anak. Pada saat anak merasakan senang, maka pertumbuhan otak anak pun kian meningkat sempurna sehingga akan makin memudahkan anak dalam melakukan proses pembelajarannya. Oleh karena itu alat permainan ini tidak dapat dipisahkan dari kebutuhan anak. Pembelajaran anak usia dini dapat berhasil jika kegiatan yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan tahapan tumbuh kembang anak. Kendalah yang sering dihadapi para guru dalam pembelajaran tersebut biasanya karena keterbatasan biaya dalam penggunaan media pembelajaran. Guru dituntut kreatif dalam pengembangan media pembelajaran dengan memanfaatan bahan-bahan alam sekitar sehingga dapat menekan pengeluaran biaya. Setiap daerah memiliki potensi alam yang luar biasa banyak dan bisa dimanfaatkan untuk pengembangan media pembelajaran dalam pendidikan anak usia dini. Seperti : tanaman, bekas serutan kayu, limbah kayu dari mebel, kulit kerang, maupun bahan-bahan alam lainya. Kreatifitas guru dituntut agar proses pembelajaran dapat berlangsung menyenangkan dan variatif sehingga anak-anak tidak merasa bosan, dengan bervariasinya media yang digunakan dalam pembelajaran anak usia dini, tujuan pembelajaran dapat tercapai. Mengingat terbatasnya biaya operasional lembaga pendidikan tk/paud yang menyebabkan minimnya media yang digunakan dalam pembelajran, maka pemanfaatan bahan-bahan alam dapat menjadi solusi dalam pengembangan media pembelajaran yang murah dan mudah didapat dari lingkungan sekitar tetapi tetap mengutamakan aspek keamanan, kenyamanan, kemudahan, ramah lingkungan dan menyenangkan bagi anak.Kata kunci : krativitas guru, media pembelajaran, dan bahan alam
Penerapan Kegiatan Bermain Dalam Kurikulum Kreatif Di Kelompok Bermain Bukit Aksara Semarang Cucu Sopiah, Marini, Dyah Kusbiantari,
PAWIYATAN Vol 22 No 3 (2015)
Publisher : PAWIYATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Usia dini merupakan masa yang tepat untuk mengembangkan kreativitas anak. Pengembangan kreativitas pada anak usia dini adalah melalui bermain. Pada kenyataannya banyak lembaga  PAUD yang belum  menyelenggarakan kegiatan bermain kreatif. Kegiatan di lembaga PAUD pada umumnya masih terpaku pada kegiatan duduk, diam, mendengarkan penjelasan guru, dan menulis. Kondisi tersebut sangat tidak mendukung perkembangan kreativitas anak. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan  bagaimana   penerapan kegiatan bermain dalam kurikulum kreatif untuk anak di Kelompok Bermain Bukit Aksara Semarang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa  penerapan kegiatan bermain dalam kurikulum kreatif untuk anak di Kelompok Bermain Bukit Aksara Semarang dilakukan secara terencana untuk mencapai tujuan pendidikan. Berbagai aspek yang direncanakan   diantaranya  tempat,  media, dan bentuk kegiatan bermain yang akan dilakukan. Ketiga aspek tersebut direncanakan secara bervariasi. Kegiatan bermain dilakukan melalui kegiatan-kegiatan yang dapat merangsang rasa ingin tahu anak.  Pelaksanaan kegiatan bermain sesuai rencana, namun tetap fleksibel dan menghargai perbedaan anak secara individu. Penilaian dilakukan dengan memahami bahwa setiap anak memiliki irama perkembangan masing-masing, sehingga setiap perkembangan diakui dan tercatat dalam laporan perkembangan anak.  Pada akhirnya,  diperlukan  guru yang kreatif untuk menciptakan kegiatan bermain kreatif, sehingga pada akhirnya dapat membentuk anak yang kreatif..Kata Kunci:   Bermain, Kurikulum, Kreatif, Kelompok Bermain
Pengelolaan Perkuliahan Mata Kuliah Bahasa Inggris Berbasis Laboratorium Di IKIP Veteran Semarang Dewi, Radeni Sukma Indra
PAWIYATAN Vol 22 No 3 (2015)
Publisher : PAWIYATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The purposes of this research are to describe (1) the layout of laboratory based English learning, (2) the material of laboratory-based English learning, (3) the lecturers’ and students’ activities in the laboratory-based English learning, and (4) the monitor and evaluation of laboratory-based English learning. This research is basically a qualitative research with ethnography research design. For the data collection techniques, it uses the observation, interview, and documentation. Data analysis technique uses an interactive model of analysis. Data validity uses a triangulation technique. The results of the research show that (1) the layout of laboratory-based English learning was created by giving attention to the need of students. The comfort condition was created by installation of Air Conditioner (AC) and sound system in the corner of the room. The tables and chairs were set by the formation of U letter and in each table was equipped with a headset for learning listening. (2) the material for the laboratory-based English learning consisted of the speaking and learning materials. The story telling material was considered to be a complicated and complex material. The delivery of material was done through demonstration method and used several media such as film, LCD, tape recorder. (3) lecturers and students were active in doing the laboratory-based English learning. Lecturers prepared learning activities and gave motivation in a guidance, reward and punishment. Through the incorporation of a variety of methods, lecturers were able to activate students such as doing the listening, speaking, discussion, and debating. Students had the opportunity to compete through a loud reading and a story telling. (4) monitoring and evaluation of the laboratory-based English learning were done during the learning process. The evaluation was done in written, spoken and practical tests to know students’ skill in listening and speaking. Students who excel got a reward and followed enrichment program. On the contrary, those who had not achieved KKM score, got warning and entered the remedial program. Keywords : learning, English language, laboratory.
Pengembangan Metode Pendidikan Karakter Siswa Sekolah Menengah Pertama Melalui Pendekatan Reflective Moral Inqury Susiatik, Titik
PAWIYATAN Vol 22 No 3 (2015)
Publisher : PAWIYATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan yang berkembang saat ini. Pendidikan karakter bukan sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah, lebih dari itu, pendidikan karakter menanamkan kebiasaan (habituation) tentang hal mana yang baik, sehingga peserta didik menjadi paham (kognitif) tentang mana yang benar dan salah, mampu merasakan (afektif) nilai yang baik dan biasa melakukannya (psikomotorik). Dengan kata lain, pendidikan karakter yang baik harus melibatkan bukan saja aspek “pengetahuan yang baik (moral knowing), akan tetapi juga “merasakan dengan baik atau loving good (moral feeling), dan perilaku yang baik (moral action). Pendidikan karakter menekankan pada habit atau kebiasaan yang terus-menerus dipraktikkan dan dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk 1) Mengetahui dan menganalisis respon siswa terhadap penerapan metode pendidikan karakter dengan menggunakan pendekatan inkuiri moral secara reflektif; 2) Mengetahui dampak penerapan metode inkuiri moral scara reflektif dalam membantu siswa mengambil keputusan untuk meyakini moral tertentu sebagai standar perilaku mereka; metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pendekatan partisipasif, jenis penelitian ekspermen. Metode  pengumpulan data dengan angket, observasi lapangan dan wawancara. Analisis yang digunakan yaitu analisis dekskirptif persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan pendekatan reflective moral inquiry, siswa dapat lebih bersemangat untuk belajar. Dengan menggunakan pendekatan reflective moral inquiry, karakter siswa dalam hal ini kejujuran, kedisiplinan, kerjasama, saling menghargai dan tangung jawab dapat dikatkan meningkat, yang diketahui peningkatan tersebut sudah cukup baik.  Kata Kunci: pendidikan karakter, reflective moral inquiry
Pengembangan Profesionalisme Dosen Dan Inovasi Pembelajaran Redjeki, Sri
PAWIYATAN Vol 22 No 3 (2015)
Publisher : PAWIYATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perguruan Tinggi sebagai salah satu lembaga pendidikan yang bertugas menyiapkan generasi penerus bangsa memiliki tanggungjawab mencetak kader-kader profesional yang dapat melanjutkan estafet kepemimpinan bangsa. Salah satu komponen penting dari Perguruan Tinggi adalah dosen, yang merupakan ujung tombak keberhasilan dari pencapaian tujuan pendidikan. Oleh karenanya, dosen diharapkan senatiasa meningkatkan kualitas dirinya sehingga dapat melaksanakan tugasnya secara profesional. Profesionalitas dosen sangat diperlukan, karena tugas-tugas yang diselesaikan secara profesional akan dapat meningkatkan kualitas Perguruan Tinggi tersebut. Pengembangan profesionalisme dosen dapat dilaksanakan melalui kegiatan pelatiha-pelatihan, workshop, seminar dan pertemuan-pertemuan ilmiah lainnya. Dosen juga dituntut untuk inovatif, selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi termasuk inovasi pembelajaran. Inovasi mutlak dilaksanakan terlebih memasuki era digital yang semakin maju. Implikasinya, inovasi pembelajaran menjadi sebuah jalan untuk menunjukkan profesionalitas dosen. Diharapkan dengan pembelajaran yang inovatif dapat meningkatkan efektifitas pembelajaran, yang pada gilirannya dapat menciptakan out put yang berkualitas. Kata Kunci: Profesionalisme, inovasi pembelajaran.
Permainan Kreatif Untuk Perkembangan Fisik Motorik Anak (Kajian Integratif Berbasis APE) Huda, Nurul
PAWIYATAN Vol 22 No 3 (2015)
Publisher : PAWIYATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Konsepsi dasar permainan kreatif adalah permainan tersebut edukatif, transformatif, sekaligus aman bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Hal ini tentu saja secara langsung menemukan titik aksentuasinya dengan apa yan disebut sebagai Alat Peraga Edukatif (APE). Oleh karena itu, maka sebuah sebuah permainan kreatif mutlak dibutuhkan dalam pembelajaran di tingkat pendidikan anak usia dini. Aktivitas-aktivitas pembelajaran seyogianya bisa diejawantahkan dalam permainan. Pada titik ini, orangtua dan pendidik atau guru memiliki kewajiban untuk memberikan permainan yang baik, aman, dan edukatif. Melalui permainan ini, anak akan bisa mendapatkan ransuman nilai dan pengetahuan, dan pada saat yang sama, tetap dalam wilayah keamanan yang terjaga. Begitu pula dengan alat peraga, sebab alat peraga tersebut bisa menjadi bagian dari permainan, atau permainan tersebut bisa dikemas dalam alat peraga yang sedang digunakan. Muara dari kombinasi menarik-unik adalah terciptanya dunia yang begitu menyenangkan bagi anak. Anak pun mampu mendapat berjibun kebaikan dan nilai-nilai positif, baik dari alat peraga yang digunakan maupun dari permainan yang sedang ditampilkan atau dilakukan. Apabila diarahkan ke dalam kajian permainan kreatif, maka hal ini pun akan menemukan titik konfirmasinya. Istilah permainan kreatif sebenarnya tidak mengacu pada tipe permainan, tetapi pada pendekatan pembelajaran yang digunakan. Pendekatan permainan kreatif digunakan sebgai dasar untuk meracang sebuah kurikulum yang disebut dengan model kurikulum permiana kreatif. Model ini awalnya dikembangkan di Universitas Tenesse, Knoxville pada tahun 1985. Secara teoretis model ini berbijak pada teori perkembangan Jean Piaget, model pembelajaran konstruktif dan praktik pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan (developmentally appropriate practise) anak usia dini yang dikeluarkan oleh NAEYC. Pendekatan permainan kreatif juga berhubungan erat dengan potensi kreatif yang dimiliki tiap anak. menurut Tegano (1991) seperti  yang dikutip oleh Catron dan Allen dalam bukanya, Early Curicullum a Creative Play, model potensi kreatif anak dapat dilihat dari 2 sisi yaitu karakteristik kognitif dan kepribadian. Berdasarkan beberapa analisis di atas, maka kajian ini menitikberatkan pada internalisasi permainan kreatif tersebut pada perkembangan fisik motoric anak, khususnya dalam hal pembelajaran yang dilaluinya, sekaligus berpijak pada analisis APE atau Alat Peraga Edukatif yang ada atau yang bisa dibuat oleh guru atau pendidik. Kata Kunci: permainan kreatif, kurikulum, perkembangan, fisik morotik anak.

Page 1 of 2 | Total Record : 13